(Claus Sibarani)
I. Riwayat hidup
Perjalanan Salomo menuju tahta kerajaan tidaklah mulus. Perlawanan pihak Absalom dilancarkan oleh anak Daud yang tertua yang masih hidup, yaitu Adonia ( 2 Sam 3: 4), yang sangat menginginkan tahta Kerajaan Israel menjelang akhir hidup ayahnya. Didukung Yoab, panglima Daud yang sudah diberhentikan, dan yang telah membunuh Absalom (2 Sam 18: 14-15), dan imam Abyatar yang besar pengaruhnya, Adonia mengumpulkan dukungan, bahkan mengadakan pesta pemahkotaan di En-Rogel. Tapi Salomo bukanlah tanpa sekutu. Benaya anak Yodaya menginginkan pimpinan tentara; Zadok menginginkan kedudukan imam yang mulia. Juru bicara mereka ialah Natan, seorang nabi, orang kepercayaan Daud dan Batsyeba (1 Raj 1: 11). Sesudah raja Daud diingatkan oleh Natan dan Batsyeba akan janjinya mengenai Salomo, yang belum dipenuhinya, dikeluarkan perintah untuk mengangkat Salomo nsik tahta dan mensahkannya dengan sumpah (1 Raj 1: 28)
Berita Salomo naik tahta kerajaan membubarkan pesta Adonia (1 Raj 1: 41), tapi tidak menghancurkan siasatnya untuk menguasai kerajaan. Dia membujuk Batsyeba mempengaruhi Salomo, supaya kepadanya diberikan Abisag, gadis Sunem perawat raja Daud (1 Raj 1: 3-4) menjadi istrinya (1 Raj 2:13). Permintaan itu ditolak Salomo, yang kelihatannya takut bahwa pernikahan seperti itu akan memberi angin kepada Adonia dan menjadikannya alsan untuk merebut tahta. Permintaan Adonia yang tidak bijaksana itu harus dibayar dengan nyawanya (1 Raj 2: 25). Sesudah Abyatar dibuang dari jabatannya (1 Raj 2: 28-27) dan Yoab dibunuh dihadapan mezbah (1 Raj 2: 28) Salomo memerintah tanpa lawan. Peranan ulung dari ibu raja dalam persengkongkolan ini layak untuk diperhatikan. Cara Salomo dipilih melalui penatua Yehuda dan Israel yang sangat penting dalam hal menjaga kesatuan negara, memang membawa akibat burukdi masa depan.
II. Zaman/Masa
Raja ke-3 Israel (971-931). Anak Daud dari Batsyeba( 2 Samuel 12: 24). Nabi Natan menyebutnya Yedija “kekasih Yahweh” ; ( yedid = kekasih; Ya= Yahweh; 2 Sam 12; 25). Salomo (barangkali “damai sejahtera”) tidak muncul dalam cerita Alkitab sebelum saat-saat terakhir pemerintahan Daud (1 Raj 1: 10), walaupun ia lahir (di Yerusalem, 2 Sam 5: 14 pada awal pemerintahan ayahnya.
III. Situasi Historis
Tugas Salomo ialah menata, mengembangkan, memperluas, menguasai daerah yang diwariskan Daud kepdanya. Selanjutnya ia harus melaksanakan peralihan damai dari perserikatan suku-suku, yang menjadi ciri hidup polotik sebelum raja Daud ke suatu pemerintahan pusat yang kuat, satu-satunya yang mempertahankan kerajaan Israel.
Perbatasan wilayah suku berdasarkan keturunan diganti menjadi wilayah-wilayah administratif: dua belas suku di Israel ( 1 Raj 4:7) dan barangkali satu i Yehuda (lihat J Bright A History of Israel, 1960,hlm 200, mengenai daftar kedua belas daerah Yehuda). Masing-masing wilayah adminitratif diwajibkan membayar pajak guna menjamin pengadaan dana bagi istana raja Salomo, masing-masingsatu bulan dalam satu tahun (1 Raj 4:22-23) yang agaknya menyusahkan. Tambahan lagi Salomo mulai mengkaryakan pekerja-pekerja dari tengah-tengah bangsa israel, suatu kebijakan yang tidak lazim bagi suatu bangsa yang menikmati kebebasan. Dalam hal ini sukar dimengerti 1 Raj 5:13 dan 9:22 yang pertama mengatakan Salomo mengkaryakan 30.000 orang Israel sebagai tenag rodi, sedangkan yang terakhir memberitakan bahwa orang Israel mempunyai kdudukan sebagai tentara dan bukan hamba. Bisa saja maksud 5:13 adalah kejadian-kejadian yang menyusuli ringkasan yang diberikan dalam 9:15. takkala pekerja bangsa Kanaan terbukti tidak cukup untuk melaksanakan pembangunan raksasa, ia terpaksa mengerahkan tenaga Israel. Bahwa kebijaksaan Salomo itu tidak disukai rakyat, terbukti dari pembunuhan Adobiram, yaitu kepala rodinya ( 1 Raj 4:6; 5:14; 12:18) dan dari permohonan rakyat supaya tanggapan mereka yang berat diperingan sedikit, yang ditolak Rehabeam, dan mengakibatkan pemisahan kerajaan ( 1 raj 12:4)
Sangat mungkin sekali dendam timbul juga, karena Salomo memberikan 20 kota daerah Galilea kepada Hiram sebagai imbalan bantuan keuangan yang diterimanya (1Raj 9:10). Kenyataan bahwa Hiram dikemudian hari mengembalikan kota-kota itu (seperti diisyaratkan oleh 2 Taw 8: 1-2) tidak meniadakan seluruh kebencian. Salomo menyelesaikan bangunan-bangunan megah, termasuk Bait Suci, tetapi dengan harga luar biasa, yaitu niat baik dan ketaatan rakyatnya.
IV. Jalannya Pemerintahan
Raja Salomo mewarisi kerajaan besar dari ayahnya, agaknya tidak melakukan gerakan militer yang menonjol. Tanggung jawabnya ialah mempertahankan perbatasan- perbatasan Israel yang luas itu, memantapkan dan memanfaatkan kekuasaannya sementara tiada kekuatan tandingan, akibat runtuhnya Mesir da Asyur. Dua kebijaksanaan utama politik luar negeri Salomo, ialah persekutuan sahabat yang kadang-kadang diteguhkan dengan pernikahan, dan memiliki tentara raksasa.
Diantara istri-istrinya, Salomo paling membanggakan putri Firaun, yang sebelumnya hampir tidak ada lazim diantara raja-raja Timur kuno. Karena kedudukan putri Firaun ini begitu istimewa, Salomo membangun balai istimewa, Salomo membangun balai istimewa di istana khusus bagi dia ( 1 Raj3:1; 7:8). Persekutuan ini sangat menguntungkan Salomo, sebab ia mendapat Gezer, kota perbatasan, dari Firaun ( mungkin raja terakhir dari dinasti 21 yang tak berkuasa itu) sebagai warisan (hadiah kawin), 1 Raj 9:16). Karena banyak perkawinan Salomo dengan perempuan bangsa lain (1 Raj 11:1-3), maka tradisi Arab, Yahudi dan terutama Etiopia menceritakan hubungan percintaan Salomo dengan Ratu Negeri Syeba, yang menurut tradisi Etiopia, melahirkan seorang anak bagi Salomo, yaitu Menelik I. Dan menurut tradisi pula Menelik I menjadi pendiri dinasti raja mereka.
Persekutuan Salomo paling erat ialah dengan hiram (969-936 sM), raja Tirus (1 Raj 5: 1-12) Orang Fenisia yang baru saja memasuki masa jaya kolonialnya, menyediakan ahli-ahli bangunan dan bahan bangunan-bangunan khususnya kayu Libanon yang terkenal baik dan bagus, untuk bait Suci dan bangunan-bangunan istana Salom. Merekalah yang merancang dan mengelola kapal-kapal Salomo; merekalah pasar penjualan gandum dan minyak zaitun Palestina. Paling sedikit satu kali Hiram menolong Salomo dengan pinjaman yang tidak kecil.
Andalan pertahanan militer Salomo adalh benteng-benteng yang melingkari kota-kota yang letaknya sangat strategis dekat perbatasan-perbatasan Israel, dan dihuni oleh kompi-kompi pasukan tentara perang ( 1 Raj 9:15-19). Angkatan militernya termsuk 4.000 kandang kuda. Beberapa kota digali pada tahun-tahun terakhir ini menunjukkan peniggalan dari zaman Salomo, Hazor, Eglon, Gezer terutama Megido. Di Megido ada suatu istana mewah dan tembokmenyaksikan baik kepintaran Salomo sebagai pembangun maupun pengaruh ilmu bangunan Fenisia. Masa damai pemerintahan Salomo dicatat diganggu oleh dua peristiwa, dan keduanya ditafsirkan oleh penulis Kitab Raja-raja sebagai hukuman dari Allah (1 Raj 11:14 ; 23). Hadad, seorang keturunan Edom, yang melarikan diri dan tinggal di istana raja Mesir selama Yoab membunuh semua laki-laki di Edom, kembali ke tanah asalnya dan agaknya menggangu daerah Israel bagian selatan (1 Raj 11:14-22, 25). Mungkin kegiatan-kegiatan Hadad terbatashanya samapai pertempuran kecil-kecil di sana-sini, sebab tak ada tanda bahwa dia mengancam pelabuhan Salomo yang selatan yaitu, Ezion-Geber. Gairah Firaun membujuk Hadad, adalah pertanda yang menunjukkan kecenderungan mesir membina persekutuan yang menguntungkan selama kurun waktu itu. Lawan Salomo yang kedua ialah Rezon, yang begumul untuk membebaskan Damsyik dari Israel. Dan mendirikan kerajaan merdeka di kota itu, yang dulu merupakan markas besar Daud di utara (2 Sam 8:6). Hilangnya dari tangan Salomo kota Aram yang letaknya sangat strategis, dan yang sangat penting bagi kegiatan dagang sangat melemahkan kekuasaannya di Siria Utara dan Tengah . Kerajaan, yang merupakan keutuhan itu, yang pada permulaan pemerintahab Salomo meluas dari Teluk Akaba samapai S Orontesdan Efrat, dan dari panatai Laut tengah sampai ke Transyordan (1 Raj 4:24, diancam kehancuran. Lihat M.F Unger, Israel and the Aramaens of Damascus,1957,hlm 47-57).
Secara politis, kawin dengan perempuan-perempuan asing memang bisa mencapai sasaran, tapi sama sekali tidak ditilik secara rohani. Ahli sejarah - penulis kitab Raja-raja -tidak mencela Salomo karena birahinya, melainkan karena ia tidak setia kepada cita-cita murni agama Israel, yaitu menyembah Yahweh Yang Esa. Perkawinannya dengan perempuan-perempuan asing membawa agama-agam asing, dan keyakinan raja Salomo yang di ungkapkan dalam doa waktu menahbisan dan mempersembahkan Bait Suci kepada Yahweh. ( 1 Raj 8:23, 27), menjadi luntur akibat mengikuti ibadah-ibadah sinkretisme untuk menyenangkan hati para istrinya. Pembatalan perjanjian Israel yang mengerikan ini tak mungkin dibiarkan tanpa hukuman. Walaupun hukuman ditunda selama hidup Salomodemi Daud, benih ketidakpuasan yang tertabur dalam hati umat Israel karena politik perpajakan Salomo yang berat dan karena rodi, menimbulkan kepahitan selama pemerintahan anaknya dan penggantinya, yaitu Rehaebeam (1 Raj 11: 1-13). [1]
Dalam kitab 1 Raja-Raja juga diceritakan bahwa masa pemerintahan Salomo diwarnai dengan berbagai masalah, antara lain Yerobeam yang merasa tidak puas dengan Salomo dan melarikan diri ke Mesir, dan Salomo yang pada masa tuanya mendirikan kuil-kuil ilah lain yang membuatnya jatuh ke dalam dosa. Setelah wafat, Salomo digantikan oleh anaknya, Rehabeam yang sangat tidak bijaksana, sehingga akhirnya kerajaan Israel terpecah menjadi dua, yaitu Kerajaan Utara (Israel) yang dipimpin oleh Yerobeam dan Kerajaan Yehuda di selatan yang dipimpin Rehabeam.[2]
V. Prestasi
1. Rumah Allah
Warisan yang paling abadi dan berpengaruh dari zaman Salomo ialah Rumah Allah di Yerusalem. Pda zaman inilah Israel mengalami kekayaan, pemerintahan terpusat dan rasa aman dari serangan musuh, keadaan yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek besar itu. Sumber daya kerajaan Salomo dan berhubungan persahabatan dengan Fenisia dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk mendirikan rumah yang megah bagi Allah. Tukang kayu dan tukang batu terpaksa didatangkan dari negeri lain, baik karena kehidupan orang Israel sebagai penggembala tidak menumbuhkan keterampilan menukang maupun juga karena adanya larangan untuk membuat tiruan berhala (Kel 20: 4) yang cenderung membatasi kegiatan seni.[3]
2. Pedagang gesit
Berdagang adalah kekutan Salomo. Ia tahu benar betapa pentingnya kedudukan Israel sebagai jembatan yang menhubungkan Mesir dengan Asia. Justru ia memanfaatkan kedudukannya itu dengan menguasai jalan kafilah utama dari utara ke selatan. Perjanjian-perjanjian yang mengikat antara dia dengan Hiram, raja Tirus, menyediakan armada baginya, yang memungkinkan dia juga memonopoli jalur pelayaran laut.
Ezion-Geber (*ELAT), pusat kerajinan industrinya dan pelabuhan di Teluk Akaba,merupakan pusat kegiatan dagangnya. Dari sinilah berlayar armada dagangnya, ysng dikelola oleh orang Fenisia (orang israel agaknya tidak tahu-menahu tentang laut) ke Offir, yang membawa temabag tuangan. Istilah ‘kapal-kapal Tarsis 1 Raj 10: 22 ; 2 Taw 9: 21) barangkali harus diterjemahkan ‘kapal-kapal penyuling atau peleburan’, yaitu kapal-kapal yang diperlengkapi untuk membawa pasir tembaga yang sudah dilebur. Sebaliknya, yang dibawa kapal-kapal ini kembali ialah muatan yang sangat berharga, yaitu emas, perak, kayu cendana, batu permata, gading dan berbagai kera (1 raj 9: 26-28; 10: 11-22,22; burung merak dalam ayat 22 barangkali kera besar).
Kunjungan Ratu Negeri Syeba (1 Raj 10: 1-3) barangkali menyangkut diplomasi dagang. Penguasaan Salomo atas jalu-jalur perdagangan di selatan dan siasat-siasatnya di laut membuat dia sungguh ancaman bagi keuangan Syeba, yang karena kedudukannya strategis di Arab Barat Daya, sanggup menguasai perdagangan kemenyan dan rempah-rempah. Kunjungan ratu itu sangat berhasil, tetapi mungkin dia harus membagi keuntungannnya dengan Raja Salomo seperti dilakukan raja-raja Arab(10: 13-15).
Ketajaman nalar bisnis Salomo mengeruk keuntungan dengan memanfaatkan letak tanah Israel, mencolok sewaktu dia menjdai agen tunggalnagi orang Het dan orang Aram dalam perundingan untuk membeli kuda dari Kewe ( Kilikia) atau kereta perangdari Mesir (1 Raj 10: 28-29). Usaha-usaha seperti ini dan usaha-usaha lainnya mendatangkan keuntungan besar, sehingga lahir sebutan “perak sebanyak batu dan kayu aras sebanyak sebanyak kayu ara di Yerusalem. Pada masa itulah hiduplah Raja Salomo bergelimang kemuliaan, berbeda secara mencolok dari kesederhanaan kehidupan raja Saul di Gibea. Walaupun taraf hidup Israel tanpa diragukan meningkat, tapi umat Israel tidak semuanya beruntung. Kecenderungan menumpuknya kekayaan pada jumlah yang sangat kecil masyarakat menimbulkan teguran keras dari nabi-nabi abad 8 sM, yang dilancarkan selama zaman emas Salomo.
3. Empu Hikmat
Salomo adalah raja pertama Israel berdasarkan garis keturunan. Raja Saul dan Daud, seperti para hakim, terpilih karena mereka karunia Allah suatu kekuasaan khusus; mereka adala penguasa berdasarkan karunia. Walaupun Salomo naik tahta tanpa pemberian karunia Allah, karunia itu diperolehnya dalam penglihatannya di Gibeon, waktu Tuhan menyodorkan kepadanya suatu pilihan ( 1 Raj 3:5). Dengan menyadari pekerjannya yang maha besar, Salomo memilih ’hati yang paham’. Cerita pertengkaran dua perempuan sundal mengenai bayi mereka (1 Raj 3:16) telah menjadi contoh yang luhur, yang menunjukkan hikmat Salomo. Kedua perempuan itu mengaku sebagai ibu sang bayi tersebut. Salomo meminta diambilkan sebilah pedang dan memutuskan bahwa supaya adil, bayi itu harus dibelah dua, dan masing-masing perempuan itu akan mendapatkan setengah. Ibu sejati sang bayi memohon kepada Salomo agar bayi itu dibiarkan hidup, bahkan ia merelakan bayinya diserahkan kepada perempuan yang satunya, sementara ia tidak mendapatkan bayinya. Dengan cara itu Salomo berhasil menemukan ibu sejati bayi tersebut.[4]
Mengungguli sebayanya di Mesir, Arab, Kanaan dan Edom dalam hal hikmat (1Raj 4: 29), Salomo menjadi penganjur besar dari Sastra Hikmat Israel. Tak ada masa lagi dari kerajaan Israel yang begitu berjaya memadu hubungan- hubungan internasional, kekayaan dan bebas dari perang, hal-hal yang sangat perlu demi menghasilkan karya-karya sastra. Salomo memegang pimpinan dalam rangka gerakan ini, dengan menumpulkan dan menggubah ribuan amsal dan nyanyian ( 1 Raj 4-32). Pernyataan yang memberitakan bahwa ia berbicara tentang pepohonan, binatang ( 1 Raj 4: 33) barangkali lebih merujuk kepada penggunaan tanam-tanaman dan binatang-binatang dalam amsal-amsalnya, daripada melakukan penelitian botani zoologi, walaupun memang pengamatan yang cermat akan akan makhluk-makhluk ini harus dahulu sebelum dapat memakainya dalam ungkapan-ungkapannya.
Dua kumpulan amsal yang sangat luas terdapat dalam Amsal (10: 1-22:16; 251-29:27) dikaitkan kepadanya, dan seluruh kumpulan amsal itu memakai nama Salomo sebagai penulis utama (1:1). Kidung Agung dan Pengkhotbah mengisyaratkan bahwa Salomolah penulisnya, walaupun kitab terakhir tidak menyebuitkan namanya. Kendati penyusunan terakhir kedua kitab ini agak jauh lebih kemudian dari abad 10 sM, tapi keduanya mengandung kecermatan, kemuliaan dan pikiran Salomo. Dua Mazmur itu ( yaitu Mazmur 72 mengenai raja itu; Mazmur 127 tentang hikmat) menggenapkan daftar bagian Alkitab yang dikaitkan kepadanya. Hubungan corporate personality (pandangan bahwa anggota suatu suku demikian erat hubungannya, sehingga bila seorang bertindak maka yang lain dianggap turut dalam tindakan itu) dengan masalah penulisan-penulisan kitab-kitab itu, kurang jelas, mungkin bahwa beberapa tulisan Salomo merupakan pena dari orang berhikmat yang merasakan hubungannya dengan guru ilmunya begitu ketat, sehingga kerja mereka dikaitkan kepada Salomo.
Tak seorangpun pahlawan kuno (kecuali barangkali Iskandar Agung) yang begitu luas dipuja dalam sastra rakyat. Cerita-cerita Yahudi, Arab dan Etiopia tentang kejayaan ilmu dan pengetahuan Salomo dan tentang kekuatan-kekuatan gaibnya, ada berlaksa-laksa banyaknya.[5]
VI. Kesimpulan
Keberhasilan dan kemampuan yang dimiliki oleh Salomo merupakan anugerah dari Allah. Anugerah ini dipergunakan oleh Salomo demi kepentingan umat Israel yang merupakan umat pilihan Allah. Tetapi Salomo lupa akan janjinya. Mempertahankan kepercayaannya kepada Yahweh. Dia dicondongkan kepada ajaran-ajaran agama sinkretisme yang dipengaruhi oleh istri-istrinya yang berasal dari bangsa asing. Pelajaran yang kita peroleh dari kisah Salomo ialah semua karya besar adalah amanat dari Allah, hendaknya dilaksanakan dengan sungguh-sungguh dan penuh tanggung jawab.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Ensiklopedi Alkitab Masa Kini , jld II, Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF, Jakarta (1995), hlm 344-348
[2] http://id.wikipedia.org/wiki/Salomo#Kebijaksanaan_Salomo
[3] Pengantar Perjanjian Lama I, Lasor W.S, Hubbard D.A. Bush, F.W, terjemahan Werner Tan dkk, (1999) hal 361-362
[4] http://id.wikipedia.org/wiki/Salomo#Kebijaksanaan_Salomo
[5] Ensiklopedi Alkitab Masa Kini , jld II, Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF, Jakarta (1995), hlm 344-345
Berita Salomo naik tahta kerajaan membubarkan pesta Adonia (1 Raj 1: 41), tapi tidak menghancurkan siasatnya untuk menguasai kerajaan. Dia membujuk Batsyeba mempengaruhi Salomo, supaya kepadanya diberikan Abisag, gadis Sunem perawat raja Daud (1 Raj 1: 3-4) menjadi istrinya (1 Raj 2:13). Permintaan itu ditolak Salomo, yang kelihatannya takut bahwa pernikahan seperti itu akan memberi angin kepada Adonia dan menjadikannya alsan untuk merebut tahta. Permintaan Adonia yang tidak bijaksana itu harus dibayar dengan nyawanya (1 Raj 2: 25). Sesudah Abyatar dibuang dari jabatannya (1 Raj 2: 28-27) dan Yoab dibunuh dihadapan mezbah (1 Raj 2: 28) Salomo memerintah tanpa lawan. Peranan ulung dari ibu raja dalam persengkongkolan ini layak untuk diperhatikan. Cara Salomo dipilih melalui penatua Yehuda dan Israel yang sangat penting dalam hal menjaga kesatuan negara, memang membawa akibat burukdi masa depan.
II. Zaman/Masa
Raja ke-3 Israel (971-931). Anak Daud dari Batsyeba( 2 Samuel 12: 24). Nabi Natan menyebutnya Yedija “kekasih Yahweh” ; ( yedid = kekasih; Ya= Yahweh; 2 Sam 12; 25). Salomo (barangkali “damai sejahtera”) tidak muncul dalam cerita Alkitab sebelum saat-saat terakhir pemerintahan Daud (1 Raj 1: 10), walaupun ia lahir (di Yerusalem, 2 Sam 5: 14 pada awal pemerintahan ayahnya.
III. Situasi Historis
Tugas Salomo ialah menata, mengembangkan, memperluas, menguasai daerah yang diwariskan Daud kepdanya. Selanjutnya ia harus melaksanakan peralihan damai dari perserikatan suku-suku, yang menjadi ciri hidup polotik sebelum raja Daud ke suatu pemerintahan pusat yang kuat, satu-satunya yang mempertahankan kerajaan Israel.
Perbatasan wilayah suku berdasarkan keturunan diganti menjadi wilayah-wilayah administratif: dua belas suku di Israel ( 1 Raj 4:7) dan barangkali satu i Yehuda (lihat J Bright A History of Israel, 1960,hlm 200, mengenai daftar kedua belas daerah Yehuda). Masing-masing wilayah adminitratif diwajibkan membayar pajak guna menjamin pengadaan dana bagi istana raja Salomo, masing-masingsatu bulan dalam satu tahun (1 Raj 4:22-23) yang agaknya menyusahkan. Tambahan lagi Salomo mulai mengkaryakan pekerja-pekerja dari tengah-tengah bangsa israel, suatu kebijakan yang tidak lazim bagi suatu bangsa yang menikmati kebebasan. Dalam hal ini sukar dimengerti 1 Raj 5:13 dan 9:22 yang pertama mengatakan Salomo mengkaryakan 30.000 orang Israel sebagai tenag rodi, sedangkan yang terakhir memberitakan bahwa orang Israel mempunyai kdudukan sebagai tentara dan bukan hamba. Bisa saja maksud 5:13 adalah kejadian-kejadian yang menyusuli ringkasan yang diberikan dalam 9:15. takkala pekerja bangsa Kanaan terbukti tidak cukup untuk melaksanakan pembangunan raksasa, ia terpaksa mengerahkan tenaga Israel. Bahwa kebijaksaan Salomo itu tidak disukai rakyat, terbukti dari pembunuhan Adobiram, yaitu kepala rodinya ( 1 Raj 4:6; 5:14; 12:18) dan dari permohonan rakyat supaya tanggapan mereka yang berat diperingan sedikit, yang ditolak Rehabeam, dan mengakibatkan pemisahan kerajaan ( 1 raj 12:4)
Sangat mungkin sekali dendam timbul juga, karena Salomo memberikan 20 kota daerah Galilea kepada Hiram sebagai imbalan bantuan keuangan yang diterimanya (1Raj 9:10). Kenyataan bahwa Hiram dikemudian hari mengembalikan kota-kota itu (seperti diisyaratkan oleh 2 Taw 8: 1-2) tidak meniadakan seluruh kebencian. Salomo menyelesaikan bangunan-bangunan megah, termasuk Bait Suci, tetapi dengan harga luar biasa, yaitu niat baik dan ketaatan rakyatnya.
IV. Jalannya Pemerintahan
Raja Salomo mewarisi kerajaan besar dari ayahnya, agaknya tidak melakukan gerakan militer yang menonjol. Tanggung jawabnya ialah mempertahankan perbatasan- perbatasan Israel yang luas itu, memantapkan dan memanfaatkan kekuasaannya sementara tiada kekuatan tandingan, akibat runtuhnya Mesir da Asyur. Dua kebijaksanaan utama politik luar negeri Salomo, ialah persekutuan sahabat yang kadang-kadang diteguhkan dengan pernikahan, dan memiliki tentara raksasa.
Diantara istri-istrinya, Salomo paling membanggakan putri Firaun, yang sebelumnya hampir tidak ada lazim diantara raja-raja Timur kuno. Karena kedudukan putri Firaun ini begitu istimewa, Salomo membangun balai istimewa, Salomo membangun balai istimewa di istana khusus bagi dia ( 1 Raj3:1; 7:8). Persekutuan ini sangat menguntungkan Salomo, sebab ia mendapat Gezer, kota perbatasan, dari Firaun ( mungkin raja terakhir dari dinasti 21 yang tak berkuasa itu) sebagai warisan (hadiah kawin), 1 Raj 9:16). Karena banyak perkawinan Salomo dengan perempuan bangsa lain (1 Raj 11:1-3), maka tradisi Arab, Yahudi dan terutama Etiopia menceritakan hubungan percintaan Salomo dengan Ratu Negeri Syeba, yang menurut tradisi Etiopia, melahirkan seorang anak bagi Salomo, yaitu Menelik I. Dan menurut tradisi pula Menelik I menjadi pendiri dinasti raja mereka.
Persekutuan Salomo paling erat ialah dengan hiram (969-936 sM), raja Tirus (1 Raj 5: 1-12) Orang Fenisia yang baru saja memasuki masa jaya kolonialnya, menyediakan ahli-ahli bangunan dan bahan bangunan-bangunan khususnya kayu Libanon yang terkenal baik dan bagus, untuk bait Suci dan bangunan-bangunan istana Salom. Merekalah yang merancang dan mengelola kapal-kapal Salomo; merekalah pasar penjualan gandum dan minyak zaitun Palestina. Paling sedikit satu kali Hiram menolong Salomo dengan pinjaman yang tidak kecil.
Andalan pertahanan militer Salomo adalh benteng-benteng yang melingkari kota-kota yang letaknya sangat strategis dekat perbatasan-perbatasan Israel, dan dihuni oleh kompi-kompi pasukan tentara perang ( 1 Raj 9:15-19). Angkatan militernya termsuk 4.000 kandang kuda. Beberapa kota digali pada tahun-tahun terakhir ini menunjukkan peniggalan dari zaman Salomo, Hazor, Eglon, Gezer terutama Megido. Di Megido ada suatu istana mewah dan tembokmenyaksikan baik kepintaran Salomo sebagai pembangun maupun pengaruh ilmu bangunan Fenisia. Masa damai pemerintahan Salomo dicatat diganggu oleh dua peristiwa, dan keduanya ditafsirkan oleh penulis Kitab Raja-raja sebagai hukuman dari Allah (1 Raj 11:14 ; 23). Hadad, seorang keturunan Edom, yang melarikan diri dan tinggal di istana raja Mesir selama Yoab membunuh semua laki-laki di Edom, kembali ke tanah asalnya dan agaknya menggangu daerah Israel bagian selatan (1 Raj 11:14-22, 25). Mungkin kegiatan-kegiatan Hadad terbatashanya samapai pertempuran kecil-kecil di sana-sini, sebab tak ada tanda bahwa dia mengancam pelabuhan Salomo yang selatan yaitu, Ezion-Geber. Gairah Firaun membujuk Hadad, adalah pertanda yang menunjukkan kecenderungan mesir membina persekutuan yang menguntungkan selama kurun waktu itu. Lawan Salomo yang kedua ialah Rezon, yang begumul untuk membebaskan Damsyik dari Israel. Dan mendirikan kerajaan merdeka di kota itu, yang dulu merupakan markas besar Daud di utara (2 Sam 8:6). Hilangnya dari tangan Salomo kota Aram yang letaknya sangat strategis, dan yang sangat penting bagi kegiatan dagang sangat melemahkan kekuasaannya di Siria Utara dan Tengah . Kerajaan, yang merupakan keutuhan itu, yang pada permulaan pemerintahab Salomo meluas dari Teluk Akaba samapai S Orontesdan Efrat, dan dari panatai Laut tengah sampai ke Transyordan (1 Raj 4:24, diancam kehancuran. Lihat M.F Unger, Israel and the Aramaens of Damascus,1957,hlm 47-57).
Secara politis, kawin dengan perempuan-perempuan asing memang bisa mencapai sasaran, tapi sama sekali tidak ditilik secara rohani. Ahli sejarah - penulis kitab Raja-raja -tidak mencela Salomo karena birahinya, melainkan karena ia tidak setia kepada cita-cita murni agama Israel, yaitu menyembah Yahweh Yang Esa. Perkawinannya dengan perempuan-perempuan asing membawa agama-agam asing, dan keyakinan raja Salomo yang di ungkapkan dalam doa waktu menahbisan dan mempersembahkan Bait Suci kepada Yahweh. ( 1 Raj 8:23, 27), menjadi luntur akibat mengikuti ibadah-ibadah sinkretisme untuk menyenangkan hati para istrinya. Pembatalan perjanjian Israel yang mengerikan ini tak mungkin dibiarkan tanpa hukuman. Walaupun hukuman ditunda selama hidup Salomodemi Daud, benih ketidakpuasan yang tertabur dalam hati umat Israel karena politik perpajakan Salomo yang berat dan karena rodi, menimbulkan kepahitan selama pemerintahan anaknya dan penggantinya, yaitu Rehaebeam (1 Raj 11: 1-13). [1]
Dalam kitab 1 Raja-Raja juga diceritakan bahwa masa pemerintahan Salomo diwarnai dengan berbagai masalah, antara lain Yerobeam yang merasa tidak puas dengan Salomo dan melarikan diri ke Mesir, dan Salomo yang pada masa tuanya mendirikan kuil-kuil ilah lain yang membuatnya jatuh ke dalam dosa. Setelah wafat, Salomo digantikan oleh anaknya, Rehabeam yang sangat tidak bijaksana, sehingga akhirnya kerajaan Israel terpecah menjadi dua, yaitu Kerajaan Utara (Israel) yang dipimpin oleh Yerobeam dan Kerajaan Yehuda di selatan yang dipimpin Rehabeam.[2]
V. Prestasi
1. Rumah Allah
Warisan yang paling abadi dan berpengaruh dari zaman Salomo ialah Rumah Allah di Yerusalem. Pda zaman inilah Israel mengalami kekayaan, pemerintahan terpusat dan rasa aman dari serangan musuh, keadaan yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek besar itu. Sumber daya kerajaan Salomo dan berhubungan persahabatan dengan Fenisia dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk mendirikan rumah yang megah bagi Allah. Tukang kayu dan tukang batu terpaksa didatangkan dari negeri lain, baik karena kehidupan orang Israel sebagai penggembala tidak menumbuhkan keterampilan menukang maupun juga karena adanya larangan untuk membuat tiruan berhala (Kel 20: 4) yang cenderung membatasi kegiatan seni.[3]
2. Pedagang gesit
Berdagang adalah kekutan Salomo. Ia tahu benar betapa pentingnya kedudukan Israel sebagai jembatan yang menhubungkan Mesir dengan Asia. Justru ia memanfaatkan kedudukannya itu dengan menguasai jalan kafilah utama dari utara ke selatan. Perjanjian-perjanjian yang mengikat antara dia dengan Hiram, raja Tirus, menyediakan armada baginya, yang memungkinkan dia juga memonopoli jalur pelayaran laut.
Ezion-Geber (*ELAT), pusat kerajinan industrinya dan pelabuhan di Teluk Akaba,merupakan pusat kegiatan dagangnya. Dari sinilah berlayar armada dagangnya, ysng dikelola oleh orang Fenisia (orang israel agaknya tidak tahu-menahu tentang laut) ke Offir, yang membawa temabag tuangan. Istilah ‘kapal-kapal Tarsis 1 Raj 10: 22 ; 2 Taw 9: 21) barangkali harus diterjemahkan ‘kapal-kapal penyuling atau peleburan’, yaitu kapal-kapal yang diperlengkapi untuk membawa pasir tembaga yang sudah dilebur. Sebaliknya, yang dibawa kapal-kapal ini kembali ialah muatan yang sangat berharga, yaitu emas, perak, kayu cendana, batu permata, gading dan berbagai kera (1 raj 9: 26-28; 10: 11-22,22; burung merak dalam ayat 22 barangkali kera besar).
Kunjungan Ratu Negeri Syeba (1 Raj 10: 1-3) barangkali menyangkut diplomasi dagang. Penguasaan Salomo atas jalu-jalur perdagangan di selatan dan siasat-siasatnya di laut membuat dia sungguh ancaman bagi keuangan Syeba, yang karena kedudukannya strategis di Arab Barat Daya, sanggup menguasai perdagangan kemenyan dan rempah-rempah. Kunjungan ratu itu sangat berhasil, tetapi mungkin dia harus membagi keuntungannnya dengan Raja Salomo seperti dilakukan raja-raja Arab(10: 13-15).
Ketajaman nalar bisnis Salomo mengeruk keuntungan dengan memanfaatkan letak tanah Israel, mencolok sewaktu dia menjdai agen tunggalnagi orang Het dan orang Aram dalam perundingan untuk membeli kuda dari Kewe ( Kilikia) atau kereta perangdari Mesir (1 Raj 10: 28-29). Usaha-usaha seperti ini dan usaha-usaha lainnya mendatangkan keuntungan besar, sehingga lahir sebutan “perak sebanyak batu dan kayu aras sebanyak sebanyak kayu ara di Yerusalem. Pada masa itulah hiduplah Raja Salomo bergelimang kemuliaan, berbeda secara mencolok dari kesederhanaan kehidupan raja Saul di Gibea. Walaupun taraf hidup Israel tanpa diragukan meningkat, tapi umat Israel tidak semuanya beruntung. Kecenderungan menumpuknya kekayaan pada jumlah yang sangat kecil masyarakat menimbulkan teguran keras dari nabi-nabi abad 8 sM, yang dilancarkan selama zaman emas Salomo.
3. Empu Hikmat
Salomo adalah raja pertama Israel berdasarkan garis keturunan. Raja Saul dan Daud, seperti para hakim, terpilih karena mereka karunia Allah suatu kekuasaan khusus; mereka adala penguasa berdasarkan karunia. Walaupun Salomo naik tahta tanpa pemberian karunia Allah, karunia itu diperolehnya dalam penglihatannya di Gibeon, waktu Tuhan menyodorkan kepadanya suatu pilihan ( 1 Raj 3:5). Dengan menyadari pekerjannya yang maha besar, Salomo memilih ’hati yang paham’. Cerita pertengkaran dua perempuan sundal mengenai bayi mereka (1 Raj 3:16) telah menjadi contoh yang luhur, yang menunjukkan hikmat Salomo. Kedua perempuan itu mengaku sebagai ibu sang bayi tersebut. Salomo meminta diambilkan sebilah pedang dan memutuskan bahwa supaya adil, bayi itu harus dibelah dua, dan masing-masing perempuan itu akan mendapatkan setengah. Ibu sejati sang bayi memohon kepada Salomo agar bayi itu dibiarkan hidup, bahkan ia merelakan bayinya diserahkan kepada perempuan yang satunya, sementara ia tidak mendapatkan bayinya. Dengan cara itu Salomo berhasil menemukan ibu sejati bayi tersebut.[4]
Mengungguli sebayanya di Mesir, Arab, Kanaan dan Edom dalam hal hikmat (1Raj 4: 29), Salomo menjadi penganjur besar dari Sastra Hikmat Israel. Tak ada masa lagi dari kerajaan Israel yang begitu berjaya memadu hubungan- hubungan internasional, kekayaan dan bebas dari perang, hal-hal yang sangat perlu demi menghasilkan karya-karya sastra. Salomo memegang pimpinan dalam rangka gerakan ini, dengan menumpulkan dan menggubah ribuan amsal dan nyanyian ( 1 Raj 4-32). Pernyataan yang memberitakan bahwa ia berbicara tentang pepohonan, binatang ( 1 Raj 4: 33) barangkali lebih merujuk kepada penggunaan tanam-tanaman dan binatang-binatang dalam amsal-amsalnya, daripada melakukan penelitian botani zoologi, walaupun memang pengamatan yang cermat akan akan makhluk-makhluk ini harus dahulu sebelum dapat memakainya dalam ungkapan-ungkapannya.
Dua kumpulan amsal yang sangat luas terdapat dalam Amsal (10: 1-22:16; 251-29:27) dikaitkan kepadanya, dan seluruh kumpulan amsal itu memakai nama Salomo sebagai penulis utama (1:1). Kidung Agung dan Pengkhotbah mengisyaratkan bahwa Salomolah penulisnya, walaupun kitab terakhir tidak menyebuitkan namanya. Kendati penyusunan terakhir kedua kitab ini agak jauh lebih kemudian dari abad 10 sM, tapi keduanya mengandung kecermatan, kemuliaan dan pikiran Salomo. Dua Mazmur itu ( yaitu Mazmur 72 mengenai raja itu; Mazmur 127 tentang hikmat) menggenapkan daftar bagian Alkitab yang dikaitkan kepadanya. Hubungan corporate personality (pandangan bahwa anggota suatu suku demikian erat hubungannya, sehingga bila seorang bertindak maka yang lain dianggap turut dalam tindakan itu) dengan masalah penulisan-penulisan kitab-kitab itu, kurang jelas, mungkin bahwa beberapa tulisan Salomo merupakan pena dari orang berhikmat yang merasakan hubungannya dengan guru ilmunya begitu ketat, sehingga kerja mereka dikaitkan kepada Salomo.
Tak seorangpun pahlawan kuno (kecuali barangkali Iskandar Agung) yang begitu luas dipuja dalam sastra rakyat. Cerita-cerita Yahudi, Arab dan Etiopia tentang kejayaan ilmu dan pengetahuan Salomo dan tentang kekuatan-kekuatan gaibnya, ada berlaksa-laksa banyaknya.[5]
VI. Kesimpulan
Keberhasilan dan kemampuan yang dimiliki oleh Salomo merupakan anugerah dari Allah. Anugerah ini dipergunakan oleh Salomo demi kepentingan umat Israel yang merupakan umat pilihan Allah. Tetapi Salomo lupa akan janjinya. Mempertahankan kepercayaannya kepada Yahweh. Dia dicondongkan kepada ajaran-ajaran agama sinkretisme yang dipengaruhi oleh istri-istrinya yang berasal dari bangsa asing. Pelajaran yang kita peroleh dari kisah Salomo ialah semua karya besar adalah amanat dari Allah, hendaknya dilaksanakan dengan sungguh-sungguh dan penuh tanggung jawab.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Ensiklopedi Alkitab Masa Kini , jld II, Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF, Jakarta (1995), hlm 344-348
[2] http://id.wikipedia.org/wiki/Salomo#Kebijaksanaan_Salomo
[3] Pengantar Perjanjian Lama I, Lasor W.S, Hubbard D.A. Bush, F.W, terjemahan Werner Tan dkk, (1999) hal 361-362
[4] http://id.wikipedia.org/wiki/Salomo#Kebijaksanaan_Salomo
[5] Ensiklopedi Alkitab Masa Kini , jld II, Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF, Jakarta (1995), hlm 344-345

